Jakarta (ANTARA) – Sepanjang 2025, belasan model kendaraan listrik (electric vehicle/EV) baru diluncurkan oleh merek-merek otomotif asal China, mulai dari GAC Aion hingga pendatang baru, Xpeng dan Changan, di pasar Indonesia.
Para pengamat menyebutkan bahwa tren ini berkontribusi dalam mendukung pengadopsian EV oleh masyarakat yang semakin masif, sehingga memperluas ekosistem EV di dalam negeri.
Ekspansi besar-besaran merek EV asal China telah mendorong harga kendaraan energi baru di Indonesia menjadi lebih terjangkau.
“Dampak positifnya adalah demokratisasi elektrifikasi dan kompetisi harga yang makin sehat,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sejak awal tahun ini, merek-merek asal China telah merilis setidaknya 16 model EV baru di berbagai segmen, mulai dari SUV, mobil perkotaan, mobil keluarga multiguna (multi-purpose vehicle/MPV), hingga kendaraan niaga. Pasar otomotif Indonesia juga semakin diramaikan dengan kehadiran lima merek baru, antara lain Jaecoo, Denza, Geely, Xpeng, dan Changan.
Harga yang terjangkau menjadi salah satu faktor yang mendorong penjualan mobil EV dari merek-merek China di Indonesia hingga melampaui 76.000 unit pada periode Januari hingga November 2025, meningkat 119 persen dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya, menurut data Gaikindo.
Salah satu contohnya adalah EV terbaru BYD, Atto 1, yang telah terjual hampir 18.000 unit hanya dalam dua bulan terakhir. Model baru BYD ini berhasil mencuri perhatian konsumen domestik berkat harganya yang terjangkau, yaitu di bawah Rp200 juta per unit.
Di sisi industri, volume pasar EV yang semakin besar diprediksi akan mendorong investasi perakitan lokal, rantai pasokan komponen, penyerapan tenaga kerja, serta pembangunan fasilitas pendukung seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) menjadi semakin masif. Menurut Yannes, hal ini menjadi katalisator bagi perluasan ekosistem EV di dalam negeri.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025











